Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Penjualan Semen SMGR vs INTP kala Pasar Domestik Lesu

Penjualan semen SMGR dan INTP menurun di semester I/2025 akibat lesunya pasar domestik, terutama semen curah.

Bisnis.com, JAKARTA Kinerja penjualan semen domestik pada semester I/2025 tercatat masih lesu, khususnya pada segmen curah.

Sejalan dengan tren industri, penjualan semen PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) melandai meski masih mendominasi pangsa pasar atau market share domestik.

Maybank Sekuritas Indonesia, dalam laporan bertajuk Volume remains weak; soft 2Q25 earnings expected, melaporkan bahwa penjualan semen pada periode Januari–Juni 2025 terkoreksi 3,1% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi 27,16 juta ton.

Bila diperinci berdasarkan segmen produk, tekanan terhadap penjualan domestik terutama terjadi pada semen curah yang anjlok hingga 10,2% YoY, sedangkan semen kantong dilaporkan stagnan. Hal itu dinilai terpengaruh oleh efisiensi belanja infrastruktur pemerintah.

Penjualan grosir terus melambat—turun 10,2% YoY—menunjukkan terbatasnya belanja infrastruktur pemerintah, sementara volume semen kantong stagnan,” jelas Kevin Halim dan Jeffrosenberg Chenlim, analis Maybank Sekuritas Indonesia, dalam riset yang dirilis Senin (21/7/2025).

Jika berdasarkan wilayah, Maybank Sekuritas Indonesia mencatat hanya Banten, Jawa Timur, Sumatera, dan Indonesia Timur (wilayah Papua & Maluku) yang membukukan pertumbuhan volume penjualan. Wilayah lainnya mengalami penurunan pemasaran.

Pada periode tersebut, SMGR mencatatkan penjualan semen sebesar 12,93 juta ton atau menurun 7,7% YoY. Pangsa pasar perseroan juga terkoreksi 2,4% YoY menjadi 47,6% pada periode Januari–Juni 2025. 

Bila diperinci, Semen Indonesia mencatatkan penurunan penjualan baik untuk segmen semen curah maupun semen kantong yakni masing-masing terkoreksi 13,2% YoY menjadi 3,60 juta ton dan 5,5% YoY menjadi 9,33 juta ton. Market share SMGR untuk semen curah turun 1,6% YoY, sedangkan semen kantong turun 2,8% YoY.

Setali tiga uang, INTP juga mencatatkan pelemahan penjualan pada semester I/2025 yakni sebesar 2,9% YoY menjadi 8,00 juta ton. Namun, pangsa pasar domestik perseroan masih tampak stabil dengan penguatan tipis menjadi 29,5%. 

Pada periode itu, penjualan semen curah INTP turun hingga 11,0% YoY, sedangkan pemasaran semen kantong naik 0,8% YoY dengan pangsa pasar masing-masing relatif stagnan pada kisaran 29%.

Aqil Triyadi, analis Panin Sekuritas, mengakui bahwa industri semen di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. 

Salah satunya adalah pembatasan anggaran oleh pemerintah pusat yang membuat implementasi program terkait menjadi terhambat. Pihaknya mencatat, 157.000 rumah telah dibangun per Mei 2025 atau hanya 5,2% dari target program tiga juta rumah.

“Dari semen curah  juga belum terlihat pertumbuhan yang berarti, tercermin dari perolehan kontrak baru emiten konstruksi yang trennya terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun akibat minimnya tender di masa Pemerintahan Prabowo,” jelas Aqil dalam riset Panin Sekuritas yang dirilis, Rabu (9/7/2025).

Selain itu, dia menegaskan bahwa tantangan utama yang masih dihadapi sektor semen adalah kondisi kelebihan pasokan atau oversupply yang diperkirakan masih panjang. Aral itu diikuti dengan persaingan harga yang cukup ketat dari perusahaan semen asal China. 

Proyeksi Penjualan Semen Semester II/2025

Kendati realisasi penjualan pada semester I/2025 terkoreksi, Maybank Sekuritas Indonesia optimistis bahwa pemulihan pemasaran semen dapat tercapai pada paruh kedua tahun ini. Peluang itu didukung dengan meningkatnya aktivitas konstruksi, termasuk dari program pemerintah seperti tiga juta rumah maupun sekolah rakyat.

“Kami memperkirakan volume semester II/2025 yang lebih kuat seiring meningkatnya aktivitas konstruksi,” jelas Kevin dan Jeffrosenberg.

Optimisme itu diberikan meski Maybank Sekuritas juga memperkirakan kondisi ekonomi yang lemah dapat membatasi pemulihan permintaan jangka pendek. Sekuritas ini meyakini bahwa peningkatan belanja infrastruktur pemerintah akan menjadi faktor kunci bagi kinerja industri semen. 

“Kami mempertahankan pandangan positif secara sektoral, dengan valuasi termasuk yang terendah di industri.”

Sementara itu, Aqil Triyadi menjelaskan bahwa secara historis pasar semen akan bertumbuh pada paruh kedua setiap tahun. Kondisi itu dipicu oleh aktivitas konstruksi yang biasanya tinggi.

Panin Sekuritas pun mengestimasikan pertumbuhan penjualan semen akan mencapai kisaran 0,3% YoY untuk sepanjang 2025. Realisasi itu lebih baik dari koreksi volume pemasaran semen sebesar 0,4% YoY pada tahun lalu.

“Pada semester II/2025 kami menilai akan ada sedikit perbaikan penjualan semen domestik yang hanya akan didorong oleh siklus aktivitas konstruksi,” jelasnya.

Senada dengan Maybank Sekuritas, Panin Sekuritas juga mengakui bahwa efek program pemerintah seperti tiga juta rumah, pembangunan sekolah rakyat, dan proyek infrastruktur lainnya akan menjadi stimulus pada industri semen.

”Kami berpandangan dengan adanya program tiga juta rumah setidaknya akan menumbuhkan pasar semen 3,5%–21% per tahunnya.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Infografik Lainnya

Berita Terkini Lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro