Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manuver Emiten Bank: BBRI, BBNI, BMRI, BNGA dan NISP Buyback Saham

Sedikitnya 5 emiten perbankan yakni BBRI, BMRI, BBNI, BNGA dan NISP telah mengumumkan bakal melakukan pembelian kembali (buyback) saham.

Bisnis.com, JAKARTA -- Sedikitnya 5 emiten perbankan yakni BBRI, BMRI, BBNI, BNGA dan NISP telah mengumumkan bakal melakukan pembelian kembali (buyback) saham. Langkah buyback diambil seiring dengan tekanan pada IHSG dan harga saham perseroan yang dinilai tidak mencerminkan nilai fundamental.

Untuk melakukan buyback itu, BBRI, BMRI, BBNI, BNGA dan NISP terlebih dahulu meminta restu pemegang saham lewat RUPST. Rencananya, buyback dilakukan untuk periode 12 bulan sejak mengantongi restu pemegang saham. 

Diurutkan berdasarkan nominal, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi yang paling besar. BBRI mengalokasikan dana Rp3 triliun untuk buyback saham perseroan. 

Direktur Utama BBRI Sunarso menyebut buyback dilakukan untuk menjaga harga saham BBRI sekaligus memotivasi karyawan lebih giat dan profesional. 

Nominal buyback, katanya, telah mempertimbangkan aspek pertumbuhan keberlanjutan yang harus dijaga. Tambah lagi, perseroan memiliki modal yang kuat dan cukup dengan capital adequacy ratio (CAR) pada level 26%. 

"Tetapi kemudian harus sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui," katanya akhir Januari 2025. 

Pada penutupan pasar Kamis (13/3/2025), saham BBRI berada pada Rp3.800 per lembar, turun 2,31%. Jika ditarik sejak awal tahun, dengan harga itu, saham BBRI telah turun 9,74% (year to date/YtD).

Posisi kedua ditempati oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang mengalokasikan Rp1,5 triliun untuk buyback saham. Angka itu meningkat dari pengumuman sebelumnya yang senilai Rp905 miliar.

Okki Rushartomo, Corporate Secretary BNI lewat keterbukaan informasi menyebutkan buyback dilakukan untuk mengurangi tekanan jual di pasar kala IHSG berfluktuasi. 

Buyback saham juga sekaligus mengirim sinyal kepada investor bahwa perseroan memandang harga saham saat ini tidak mencerminkan kinerja fundamental perseroan. 

Tidak ketinggalan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga mengalokasikan dana jumbo untuk buyback saham. BBMI mengalokasikan Rp1,17 triliun untuk buyback saham perseroan.

Manajemen BMRI menjelaskan tujuan buyback ialah untuk memperkuat keyakinan pasar terhadap nilai jangka panjang dan prospek perusahaan. 

Tujuan lainnya dari buyback untuk pelaksanaan program kepemilikan saham bagi pegawai dalam rangka mendorong peningkatan kinerja berkelanjutan. 

Selain ketiga bank pelat merah, ada juga dua bank swasta yakni PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) mengumumkan menyiapkan dana Rp450 juta, sementara PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) mengalokasikan Rp800 juta untuk buyback

Dua bank swasta yang sahamnya juga dikoleksi Lo Kheng Hong ini menyebut alasan buyback untuk program remunerasi. Adapun, jangka waktu buyback ialah 12 bulan setelah mengantongi restu pemegang saham lewat RUPST.

Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus menilai aksi buyback saham sebenarnya bisa menjadi dorongan perbaikan kinerja harga saham.

"Ini [buyback] golden moment bagi saham-saham [BBNI, BBRI, dan BMRI] yang fundamental baik di masa yang mendatang. Ini positif bagi pelaku pasar dan investor," ujar Nico kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.

Terpisah, Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata menilai buyback saham sejatinya tidak bisa membuat harga saham lekas rebound. Sebab, logikanya buyback itu dilakukan ketika harga saham tengah jatuh cukup dalam.

"Dalam buyback, emiten bisa mengatakan bahwa harga saham saat ini tidak merepresentasikan fundamental perusahaan yang masih tetap oke," ujarnya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.

--------------------------- 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Thomas Mola
Editor : Thomas Mola
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Infografik Lainnya

Berita Terkini Lainnya

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper