Bisnis.com, JAKARTA — Emas unjuk gigi sebagai komoditas logam dengan kinerja terbaik sepanjang tahun berjalan 2024. Logam mulia itu sudah menguat 16,47% sejak awal tahun ini dan dibanderol sekitar US$2.400 per troy ounces.
Emas sempat menyentuh rekor tertinggi (all-time-high) pada 16 Juli 2024 saat ditutup pada level US$2.469,08 per troy ounces di pasar spot.
Ketidakpastian pasar keuangan di tengah tren suku bunga tinggi, konflik geopolitik, dan kenaikan permintaan investor terhadap aset safe haven mendongkrak harga saham emas di pasar spot.
Sejumlah analis memperkirakan emas berpeluang menembus level US$2.500 per troy ounces pada kuartal IV/2024 sebelum menembus rekor tertinggi baru pada 2025.
Dalam riset terbaru, analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Axell Ebenhaezer mengatakan mengilapnya harga emas bagi emiten produsen logam mulia. Tren kuatnya harga emas sebagai aset safe haven diharapkan banyak pihak akan berlanjut, khususnya jika The Fed memangkas suku bunga lebih cepat.
World Gold Council mencatat emas mengalami kuartal II terbaik setidaknya dalam 25 tahun terakhir didorong oleh kuatnya pembelian emas batangan, terutama oleh family office di Asia.
Di sisi lain, kuatnya permintaan emas juga didorong oleh pembelian oleh bank sentral global. Seperti dilansir Bloomberg, People Bank of China mengantongi bullion sebanyak 72,8 juta troy ounce hingga akhir bulan lalu.
Para analis memperkirakan pembelian emas oleh bank sentral menjadi salah satu kunci pendorong harga bullion. Emas menjadi aset lindung nilai sekaligus diversifikasi cadangan devisa di tengah gejolak nilai tukar.