Bisnis.com, JAKARTA -- Hari buruh sedunia akan diperingati pada Rabu (01/05/2019). Fokus utama pekerja dan pengusaha saat ini adalah membahas penyelarasan regulasi tenaga kerja terkait implementasi Revolusi Industri 4.0.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia mengatakan, pihaknya meminta agar sistem alih daya dihapuskan. Pasalnya, banyak perusahaan yang menggunakan alih daya ketika masa transisi menuju Industri 4.0.
"Hal ini sangat merugikan," ujarnya pada Sabtu (28/4/2019).
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal mengatakan, pemerintah harus menyiapkan peta jalan Industri 4.0 yang lebih detail sehingga dapat menjadi pegangan seluruh pihak dalam menyelesaikan masalah ketenagakerjaan.
"para pekerja khawatir jumlah lapangan kerja berkurang kalau pelaku industri menerapkan automasi secara penuh dalam seluruh rangkaian proses bisnis," ujarnya.
Adapun, Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia Mirah Sumirat mengatakan, program peningkatkan kemampuan sumber daya manusia harus relevan dengan kebutuhan pengusaha serta arah implementasi pengembangan industri.
Dari sisi pengusaha menilai Hari Buruh Sedunia kali ini menjadi momen tepat bagi pekerja dan pengusaha duduk bersama membicarakan tantangan Industri 4.0.
ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indoensia Harijanto mengatakan, sejumlah aspek ketenagakerjaan memang harus segera dibenahi dari produktivitas dan etos kerja hingga peningkatkan hubungan bipartit pekerja dengan pengusaha.
"Selama ini, aksi Hari Buruh terus berkutat dengan masalah dan tidak ada hasilnya. Mari, bergandengan tangan untuk merumuskan solusi di tengah era disrupsi saat ini," ujarnya.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Johny Darmawan pun berharap pemerintah menyiapkan rencana jangka panjang untuk sektor SDM dalam menghadapi Industri 4.0.
Kalangan pengusaha juga tidak keberatan menaikkan upah pekerja bila sejakan dengan peningkatan produktivitas dan kemampuannya.