Bisnis.com, PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan perlu serius menurunkan angka kemiskinan karena dari 17 kabupaten/kota, hanya satu daerah yang angka kemiskinannya sudah di bawah nasional.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Sumatra Selatan (Sumsel) sebesar 12,82% pada September 2018. Persentase itu masih lebih besar ketimbang tingkat kemiskinan nasional yang sebesar 9,66%.
Kota Pagar Alam menjadi satu-satunya daerah di Sumsel dengan angka kemiskinan satu digit sebesar 8,77%.
Di sisi lain, 16 kabupaten/kota di Sumatra Selatan tingkat kemiskinannya masih di atas nasional, termasuk ibukota provinsi Palembang.
Bahkan, ada empat kabupaten yang angka kemiskinannya tembus di atas 15%. Keempat kabupaten itu antara lain, Musi Rawas Utara, Musi Banyuasin, Lahat, dan Ogan Komering.
Jumlah Penduduk Miskin di Desa Turun
Di sisi lain, jumlah penduduk miskin di desa yang ada di sumsel justru menunjukkan penurunan dibandingkan dengan perkotaan.
BPS Sumsel mencatat penduduk miskin di perdesaan pada September 2018 turun menjadi 13,05% dibandingkan dengan 13,54% pada September 2017.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan penduduk miskin di desa adalah harga karet yang membaik.
Perkembangan harga rata-rata komoditas karet pada periode Maret 2018 - September 2018 naik 3,56% Menjadi Rp7.530 per kg.
"Stabilisasi harga atau pengendalian inflasi sangat penting dilakukan oleh pemerintah sehingga daya beli masyarakat terjaga," ujar Timbul P. Silitonga, Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Sumsel
Faktor lain yang mendukung penurunan angka kemiskinan di desa adalah terjadinya kenaikan upah buruh tani pada Agustus 2018 menjadi Rp1,39 juta dibandingkan dengan Rp1,24 juta pada Februari 2018.
Pekerjaan buruh tani banyak digeluti warga desa di Sumsel yang tidak memiliki kebun karet. Jadi, kenaikan upah itu berimbas kepada daya beli para buruh tani.
BPS Sumsel mencatat jumlah penduduk miskin di pedesaan Sumsel sebanyak 689.850 jiwa, sedangkan di kota sebanyak 386.560 jiwa.